sepintas kecerewetan

Minggu, 23 Januari 2011

Apdét

Biskuit rempah bikinan saya feat. Mama.  Rasanya enak lho! :D 
Tapi yang penting, ngehiasnya seru banget.
Si biskuit penuh senyum yang narsis tiada tara.  "Aku cantik!" katanya.  Tak apa, selama itu menggambarkan kepercayaan dirinya. ♥

ini: kenang-kenangan ulang tahun ke-18 saya tahun 2009, di mana kami makan makanan Meksiko dalam restoran bernama Ladas, yang kini telah TUTUP! *patah hati

Halo semua! *kepada sejumlah pembaca blog ini yang ala kadarnya 
Saya datang membawa kabar gembira ria taman ria pun kalah! :D Yaitu...itu...SAYA LULUS UJIAN TEORI TOGE!!! :D Terus, impian saya tercapai aja lho, dapet peringkat Distinction! Skor saya 90. Yup. Ninety. Quatre vingt dix. Sembilan puluh.  Sembilan poeloeh. Begitu SMS yang menjelaskan hal tersebut datang dari guru piano saya Kak Angie, saya langsung loncat-loncat ketawa sendiri di dalem rumah! *syukurlah lagi pada pergi, jadi saya sendirian Yipi! Yipi! Langsung saya nyanyiin lagu Johann Sebastian Bach: Capriccio 6th movt. from Partita No.2 in C minor, BWV 826. Nggak nyambung sih, tapi namanya lagi senang, suka lupa diri (dan lupa makna lagu).  Ah, tapi katanya capriccio itu sejenis tarian tradisional juga kok.  Jadi nggak melenceng terlalu parahlah... :P 

Bicara tentang Bach, dia jenius banget deh...masa 4 halaman partitur doang perlu waktu berbulan-bulan buat dituntaskan? Yap.  Saking detail, indah, dan pembagian suaranya mesti didengarkan dan dimainkan baik-baik! Sampai saya & Kak Angie bikin kesimpulan: "Kalau main Bach, setiap jari mesti punya otak sendiri!" 
Terdengar serius sekaligus kocak.
Senangnya! Selain senang, tak kalah pentingnya...saya lega banget! Hehehe. :D 

Oh iya.  Kamis lalu, di CCF saya nonton Le Petit Nicolas.  Lucu banget, lho! Menghibur, tapi bermakna.  Anak-anaknya bodor.  Ceritanya sendiri tentang anak cowok bernama Nicolas yang paranoid gara-gara omongan temannya tentang punya adik dan dia mulai disisihkan dan sepertinya bakal dibuang di hutan, dan Nicolas mendapati gejala itu terjadi pada Mamanya.  Dia syok, takut, dan bersama sobat-sobat segengnya dia mencari cara supaya dia nggak dibuang ke hutan (hahahaha!).
Karena dilihat dari sudut pandang anak kecil, jadinya ini film terasa begitu 'iya'.  Padahal nggak rasional sama sekali.  Hihihi! :D  Ah, tapi apalah arti rasio dalam hal hiburan.  :P 
Pulangnya, ternyata rumah mati lampu! Alhasil saya makan malam nasi putih + spicy wing Yoa dalam gelap.  Sampai mesti pesan nasi putih pula ke Kantin Nikmat lantaran rice cooker nggak nyala.  Eh, tapi nasinya wangi banget, lho, pemirsa.  Wangi, pulen, masih hangat.  Sedap! 

Terus hari Jumat, saya sama Mama ke BTC, nonton film.  Kita milih Yogi Bear (lucu lho), terus kita makan di Dunkin DonutsCroissant sandwich, coklat panas (Mama), teh Darjeeling (saya).  Enak! Nagih banget.  Isi roti-bulan-sabitnya itu salad, keju, dan telur ceplok.  Enak pisan.  Duh, kalau mengenang rasanya jadi ingin lari ke lokasi dan pesan tiga porsi (bodoh sekali). 
Nah.  Habis makan, kita bingung mau apa.  Tau-tau Mama ngomong: "Ya udah, kita nonton lagi yuk!"

Kami pun naik ke lantai atas untuk kembali menyambangi Cinema 21, yang mas penjual cemilannya teriak-teriak penuh harapan, mbak di operator terus mengucapkan bahwa pintu teater 3 sudah dibuka, dan saya & Mama pesan karcis The Tourist.  
Wuhahaha! The Tourist masih rame aja! Orang yang nonton masih seabrek, di studio 1.  Laku sekali! Tapi memang filmnya bagus sih.  :) Saya suka kok.  Apalagi karena action tapi dalam suasana Eropa dan mafioso, sehingga lebih menggugah selera daripada laga yang berkostum kulit ritsleting panjang dan tetembakan nggak jelas doang.  
Btw, Johnny Depp & Angelina Jolie cemerlang bangetlah! :D Keren-keren! 




 

Tidak ada komentar: