Rabu, 21 Juli 2010
Merah Jambu
Iya. Keterlaluan. Saya masih daring juga!
Tapi saya kepingin ngoceh. Secara sekarang ada perasaan melankolis kecil yang menyelinap. Maklum, mulai ngantuk.
Saya mulai cerita-cerita aja deh. Kenapa sih pacaran itu selalu terlihat rumit? Kadang-kadang, saya perhatiin kalau orang lebih bahagia di masa pedekate daripada pas udah jadian. Setelah diteliti, sepertinya karena ekspektasi yang tinggi di masa pedekate, alias berharap banyak dan entah kenapa optimisnya gila-gilaan. Semua tentang gebetan jadi JEMPOLAN banget. Pas jadian, gembiranya nggak nahan, deh! Eh, pas udah pacaran...mulai deh: "Kok dia gini, ya?"
Kata "ternyata" pun mulai berkumandang di mana-mana. Itulah akar pertengkaran! Kalau parah, maka terjadilah PUTUS.
HAH! Menakutkan! Kenapa yang mereka klaim sebagai CINTA itu malah menambah usia kita (marah-marah dan cepat tua, misalnya)?
Dan yang lebih menyedihkan lagi buat saya, orang yang pedekate, jaim, begitu pacaran keluar aslinya...dst. Sedih, deh. :-S Kita 'kan pacaran untuk membagi kebahagiaan, bukan membagi kekesalan (kata kakak saya).
Dari kata-kata di atas, saya menyimpulkan:
1. Jangan jaim selama pedekate dan seterusnya pun hindarilah jaim.
2. Bersikaplah realistis, tapi kita boleh banget berharap! Malah, harus! Tapi, realistis sedikit, deh.
3. Sayangi pacar kita, bukan cekal tangannya, bukan menggenggamnya terlalu erat sampai dia malah merasa kebebasannya lenyap. Kalau terlalu digenggam, pasir pun malah ambrol, 'kan?
Hahahahaha...rasanya sok tahu banget! Ah, mudah-mudahan berguna, tapi. ;-)
:D Selamat tengah malam, semuanya. Semoga berbahagia dengan kehidupan cintrongnya!
Ngomong-ngomong, gambar di atas bikinan saya. Yah, ceritanya sih, saya dengan seseorang (yang belum jelas siapa). Hahaha. :D
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar