Alasan pertamanya: suasana.
Waktu saya kecil, rasanya tiap hari adalah saat bermain! Dan tukang mainan juga banyak. Saya selalu beli baju-bajuan. Selembar kertas, isinya foto boneka Barbie berlingerie atau gambar putri cantik serta koleksi busananya! Bisa digunting satu persatu lalu disangkutkan ke pundak ikon seri baju-bajuannya. Duh, kangen banget!
Film kartun di televisi pun bejibun, banyaknya yang dari Jepang, dan saya tentu menjadi penonton setianya. Apalagi kalau lagi nyetel Sailor Moon! Huahaha. Selain kartun dan animasi, sepertinya film pendekar-pendekar pun banyak! Yang saya paling ingat tuh Pendekar Rajawali. Iya. Si Yoko, Putri Sin Ye...dan Legenda Ular Putih! Huahaha.
Terus saya yang masih kecil, hobi nonton film pengetahuan *dulu nyebutnya begitu. Ada yang maskotnya burung dodo, ada juga yang tidak bermaskot tapi konsep acaranya lucu. Menunjukkan ruangan putih dan berbagai bingkai foto, nanti setiap episode, masuk ke salah satu bingkai foto ceritanya. Saya dulu paling tegang nonton yang tentang gunung meletus! Sampai beku di depan TV, takut sendiri.
Dulu juga ada Si Doel Anak Betawi! Wah, saya hobi nontonnya, tapi nggak ngerti ceritanya. :P Pokoknya ada Atun...ada Mandra, ada Rano Karno.
Kedua: cemilannya!
Entah kenapa saya masih ingat-ingat saja pada berbagai jenis makanan ringan yang diiklankan di televisi, juga yang dijual di toko-toko terdekat di kota saya! *Bandung
Yang paling berkesan adalah Trakinas, biskuit mirip Oreo yang di lapisan kuenya dilubangi bentuk muka! Mirip emoticon di Yahoo!Messenger gitu lho. Lucu dan rasanya manis-manis enak.
Lalu saya suka banget makan Canasta, atau apa ya, namanya? Agak lupa...kira-kira begitulah. Snek keripik-keripikan bentuk segitiga agak gembung tengahnya, rasanya enak banget dan maskot iklan + kemasannya kurcaci-kurcaci. Entah sejak kapan, snek ini menghilang...begitu pun Trakinas. Lenyap ditelan zaman! *nangis
Di zaman ini juga, semua jeli warna-warni kecil gitu, gambar di tutup plastiknya pasti Si Peko! :D Masih pada inget Peko, nggak? Peko tuh kayak gini tampangnya...Kalau yang di tutup jeli, biasanya Pekonya ngacungin jempol. Imut banget.
Ketiga: lagu anak-anaknya...
Mulai dari Enno Lerian yang sebel sama nyamuk-nyamuk di rumahnya, Si Komo yang bikin macet Jakarta, Susan dan Kak Ria Enes yang ceriwis bikin gemes, Maissy yang centil dan suka bercilukba-cilukbaan sama animasi seekor tikus, Chiquita Meidy yang bingung sama kukunya, Trio Kwek-Kwek nan keren abis, Cindy Cenora yang mengkhawatirkan krisis moneter, ah, semuanya deh! Rasanya saya dulu hafal semua lagu anak-anak, dan video klipnya selalu ditayangkan di televisi swasta, setiap sore. Widih! Tahun 90an memang didominasi anak-anak. Karena selain klip lagu, kartun anak-anak juga rasanya sering sekali ditayangkan!
Jadi begitu, saya lagi bikin novel, dan karena settingnya tahun 90an, saya mulai bernostalgia dan giat melakukan wawancara bagi orang-orang yang sedang remaja di tahun segituan, atau yang tahu tentang kegalauan krisis moneter, juga tren-tren zaman itu, karena saya sih, masih terlalu kecil untuk benar-benar mengerti masyarakat!
Tapi yang jelas, saya berhasil gambar Andy Lau pakai pensil warna! Baru sadar lho, ternyata Om Andy Lau ini lumayan keren orangnya. :) Hehehe. #telatbanget
Monggo dikritik ya. Siapa tahu ada yang baca ini penggemar berat Andy Lau, mau protes kalau hidungnya salah atau matanya meleng, silakan... :)
Oh iya! Gelombang Itu Gelombang Gelora sudah sampai ke bagian ke-3! Silakan dibaca di sini. ;)
Kemarin saya baru ke ITB lho! Lihat pameran anak-anak FSRD tingkat pertama. Saya pergi bareng Pak Kusir yang duduk di muka, eh, bukan...Arel, adik kelas saya di Yahya, Inez, dan di sana kami bertemu Ocha dan Yudith! :D Had fun, ngobrol kangen-kangenan sama Yudith. Dan makan keripik jurig yang aromanya mengandung jeruk nipis/purut...*pokoknya sitrus.
Sekian pos hari ini. Terima kasih. :)