Seperti yang sudah-sudah, dan masih akan berlanjut, sepulang les bersama Devika, saya pasti lewat Jalan Pasirkaliki yang ditongkrongin para musisi jalanan bertato. :)
Beberapa hal sudah saya alami selama lewat di sana dengan Devika dalam gendongan. Misalnya ini. Tetapi, pengamen memang bukan sosok yang buruk bagi saya. Mereka pintar-pintar. Mereka kocak. Dan saya dan mereka ya sama-sama musisi! Jadi saya pikir, sama saja. Hanya saja mereka mencari uang di jalan, saya di ruangan. Tapi di samping cari uang, tentu kami pun sama-sama punya semangat bermusik! *optimis*
Nah. Selasa kemarin, saya baru masuk ke dalam angkot St.Hall-Sarijadi ditemani Devika. Duduknya dekat Pak Supir, tapi di bangku belakangnya. Pojok, biar Devika bisa bersandar.
Kemudian datanglah seorang musisi bertato, rambutnya dicat pirang, dan badannya besar, membawa gitar. Ia berdiri di ambang pintu angkot, lalu mulai bernyanyi. Suaranya serak-serak ngebas! Enak sih, dan kalau dilatih pasti jadi sesuatu.
Sekonyong-konyong, ia bertanya, "Mbak, itu biola ya?"
Dan dimulailah obrolan singkat antara saya dan sang musisi:
dia : Kursus ya, Mbak?
saya:Iya
dia : Di mana?
saya: Sukajadi, A
dia : Kalo biola 'kan, baca not balok ya?
saya: Betul
dia : Gitar juga ada not balok? (loh, saya rasa dia pegan gitar, deh!)
saya: Ada, tapi kebanyakan gitar sih bacaannya kunci-kunci, kecuali gitar klasik
dia : Suka musik apa? Klasik, ya, kalo biola?
saya :Apa aja suka, A, saya mah. Klasik, rock, jazz, segala rupa.
dia :Oh iya, kalo biola mah mainnya pake piling (feeling) ya?
saya: Ya, perlu pake feeling, tapi sebetulnya si jari-jari tuh ada formasinya.
dia : Ooo...ada pormasinya?
saya: Bukannya biasanya ada yang main biola juga, 'kan?
dia : Iya, ada...
Dan angkot bersiap melaju. Mesin dinyalakan. Si pengamen bangkit berdiri.
dia : Ya udah, Mbak. I hope you can be a good musician! (ngacungin jempol)
saya: (terharu) Thank you!
WOHOW! Sesuatu banget nggak, sih? Biasanya orang-orang yang mewawancara pengamen, lah ini saya yang diwawancara. Rasanya saya pingin turun dari angkot dan duet dah sama si Aa Gitar! Hahaha. Kata-kata terakhirnya tadi juga menyentuh saya. Ada pengamen yang mendoakan saya, rasanya...wah, wah, wah!
Semoga suatu saat nanti saya bisa bikin sekolah musik gratis buat para pengamen. Supaya mereka lebih okelaah. Soal mereka mau cari duitnya di jalan atau di gedung, bebas, itu suka-suka mereka. Saya nggak akan menghakimi bahwa cari duit di jalan itu dodol.
Ayo, ada yang mau kerjasama bareng saya? :)