Jadi, saya berhenti makan ayam sejak berteman dengan Si Mbul ini...
Dan rasanya itu sudah berjalan genap setahun. Soalnya saya inget, motret Si Mbul pakai iPod. Awal 2014. Dia ayam kurcaci peliharaan tetangga bawah yang random datang pergi sekejap doang. Dia bertelur di atas pot dan mengerami dengan setia. Sayang telur-telurnya nggak berhasil lahir. :(
Oh ya, tapi dia suka saya kasih makan beras-beras kering. Dan cukup senang--kayaknya. Waktu harus berpisah, rasanya sedih. Cuma berkawan sesaat.
Tapi kedatangan Si Mbul memang telah mengubah jalur hidup saya. Sebagai calon vegetarian, tahun 2013 saya masih makan daging ayam. Udah kepikiran sih, pingin mulai stop, tapi entah kenapa saya masih sering kelaparan pingin ayam goreng krispi, ayam bayam Meeting Point, belum ada menu ayam rica-rica di dapur keluarga, plus berbagai olahan ayam lainnya. Ah, dan... nasi bento ala KFC yang sausnya uenakk banget itu.
Saya berusaha membuat diri lebih nggak tega sama ayam...tapi...ayam kan mukanya galak.
Nah, semua berubah ketika menatap mata Mbul. Dia begitu...gemuk. Lucu. Bisa dipeluk. Matanya walau judes, sebetulnya dia tak punya salah apa-apa.
Dan...saya pun memutuskan ikatan dengan Kolonel Sanders. Penjual ayam goreng Sabana juga saya jauhi. Ya kecuali dia terus jual jamur krispi ala bumbu Sabana, saya balik deh entar. Mulanya memang berat, ngos-ngosan. Suka rindu. Masih terkenang-kenang citarasanya...
Tapi, pada akhirnya saya lolos masa ujicoba. Sekarang saya malah nggak lagi kabita meski pun ada orang yang makan ayam goreng bumbu serai di depan saya. Peduli amat. Saya makan daun seledri. Nggak masalah.
Penemuan yang baru-baru ini bikin saya kaget, ternyata, sejak nggak makan daging ayam...
...saya...
...sembuh dari pilek pagi harian.
Entahlah, Saya nggak terlalu sadar awalnya. Tapi belakangan memang pilek itu pergi. Biasanya pagi-pagi saya pasti ingusan dan bete. Disebut 'hidung Jepang' sama Mama saya. Ngocornya sampai sekitar jam 8-9 setelah jemur matahari. Tisu habis. Saputangan benyek. Kayak alergi udara. Cuma, sudah berbulan-bulan melintas dan saya memang nggak pernah pilek pagi lagi kecuali emang flu.
Kebiasaan yang beda setahun ini ya cuma nggak makan ayam itu. Plus rajin mamam buah-buahan. Nggak perlu buah-buahan yang cantik mejeng di rak swalayan mewah, kok. Cukup pepaya, pisang, mangga, jambu, air kelapa, kalau rajin ya lemon dan apel.
Semoga saja analisis saya nggak meleset jauh. Tapi, syukurlah saya terbebas dari rutinitas buang ingus di pagi hari! Terima kasih, Tuhan, terima kasih, Mbul! :)
Dan rasanya itu sudah berjalan genap setahun. Soalnya saya inget, motret Si Mbul pakai iPod. Awal 2014. Dia ayam kurcaci peliharaan tetangga bawah yang random datang pergi sekejap doang. Dia bertelur di atas pot dan mengerami dengan setia. Sayang telur-telurnya nggak berhasil lahir. :(
Oh ya, tapi dia suka saya kasih makan beras-beras kering. Dan cukup senang--kayaknya. Waktu harus berpisah, rasanya sedih. Cuma berkawan sesaat.
Tapi kedatangan Si Mbul memang telah mengubah jalur hidup saya. Sebagai calon vegetarian, tahun 2013 saya masih makan daging ayam. Udah kepikiran sih, pingin mulai stop, tapi entah kenapa saya masih sering kelaparan pingin ayam goreng krispi, ayam bayam Meeting Point, belum ada menu ayam rica-rica di dapur keluarga, plus berbagai olahan ayam lainnya. Ah, dan... nasi bento ala KFC yang sausnya uenakk banget itu.
Saya berusaha membuat diri lebih nggak tega sama ayam...tapi...ayam kan mukanya galak.
Nah, semua berubah ketika menatap mata Mbul. Dia begitu...gemuk. Lucu. Bisa dipeluk. Matanya walau judes, sebetulnya dia tak punya salah apa-apa.
Dan...saya pun memutuskan ikatan dengan Kolonel Sanders. Penjual ayam goreng Sabana juga saya jauhi. Ya kecuali dia terus jual jamur krispi ala bumbu Sabana, saya balik deh entar. Mulanya memang berat, ngos-ngosan. Suka rindu. Masih terkenang-kenang citarasanya...
Tapi, pada akhirnya saya lolos masa ujicoba. Sekarang saya malah nggak lagi kabita meski pun ada orang yang makan ayam goreng bumbu serai di depan saya. Peduli amat. Saya makan daun seledri. Nggak masalah.
Penemuan yang baru-baru ini bikin saya kaget, ternyata, sejak nggak makan daging ayam...
...saya...
...sembuh dari pilek pagi harian.
Entahlah, Saya nggak terlalu sadar awalnya. Tapi belakangan memang pilek itu pergi. Biasanya pagi-pagi saya pasti ingusan dan bete. Disebut 'hidung Jepang' sama Mama saya. Ngocornya sampai sekitar jam 8-9 setelah jemur matahari. Tisu habis. Saputangan benyek. Kayak alergi udara. Cuma, sudah berbulan-bulan melintas dan saya memang nggak pernah pilek pagi lagi kecuali emang flu.
Kebiasaan yang beda setahun ini ya cuma nggak makan ayam itu. Plus rajin mamam buah-buahan. Nggak perlu buah-buahan yang cantik mejeng di rak swalayan mewah, kok. Cukup pepaya, pisang, mangga, jambu, air kelapa, kalau rajin ya lemon dan apel.
Semoga saja analisis saya nggak meleset jauh. Tapi, syukurlah saya terbebas dari rutinitas buang ingus di pagi hari! Terima kasih, Tuhan, terima kasih, Mbul! :)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar