Siapa bilang perjalanan jadi vegetarian itu mudah?
Nggak segampang membalikkan telapak tangan, lho! :D
Mau tahu tantangan saya yang paling berat kala beranjak meninggalkan sumber pangan hewani yang (sejujurnya) lezat-lezat?
Satu. Saya doyan beef cordon bleu. Perpaduan keju dan smoked beef di dalam daging begitu nikmat. Pas SD-SMP, saya pengagum berat teknik masak cordon bleu ini. Kalau pun saya sudah beralih dari sapi ke ayam, tetap saja di dalamnya ada smoked beef! Jadi, saya benar-benar harus berpisah dengan cordon bleu manapun, sampai suatu saat bisa bikin cordon bleu jamur atau tahu.
Dua. Makanan-makanan cepat saji kebanyakan dibuat dari ayam dan sapi. Lihat saja Hoka-Hoka Bento, KFC, McDonald, A & W, dan teman-temannya. Memang sih ada alternatif seperti ikan, udang, cumi--yang saya masih bisa lahap sampai batas waktu yang ditentukan. Tapi, kebanyakan menu enaknya, sih, olahan daging ayam-sapi. Contoh: beef yakiniku, ayam goreng krispi, cheese burger. Yah, itu kenyataan kok.
Tiga. Masakan daerah Indonesia dominan daging. Saya suka kangen sama ayam pop ala Padang, bebek betutu gaya Bali, bebek goreng. Ah, masakan-masakan berbumbu itu. Dan satu lagi, ayam hainan juga enak!
Bersyukur sih, penganan Padang masih menyediakan sayur nangka, terong, perkedel jagung, daun singkong--tak ketinggalan kuah kuningnya yang lezat. Dan masakan Sunda juga banyak sayur serta lalapan. Masakan Bali? Yang penting ada sambal bawangnya. <3 nbsp="" span="">3>
Empat. Saya nggak suka terong dan tahu! Bukannya benci, tapi nggak terlalu doyan. Demikian juga dengan tomat bongkahan. Tapi toh saya melalui tahap perubahan dan sekarang mulai terbiasa dengan makanan-makanan tawar itu. :p Lagipula, tahu tuh enak banget, dan tomat sehat.
Lima. Restu orang tua butuh waktu. Memang awal-awal suka dikhawatirkan akan kekurangan gizi, sih. Terutama sama Mama. Tapi, sekarang malah didukung. Kalau ada makanan berdaging, Mama nanya, apa aku mau makan atau enggak. Jika memesan makanan tanpa daging di restoran, Mama ikut menimpali, "Iya, jangan pakai daging, nih anak vegetarian."
Padahal belum sampe jadi vegetarian juga, tapi udah didukung. Terharu. :')
Petualangan menuju vegetarian memang berat untuk anak Indonesia--terutama karena ketersediaan makanan nabati yang lezat cukup jarang--apalagi, definisi lezatnya kan macem-macem! :D
Tapi kalau mengingat wajah para binatang yang polos itu, saya jadi pingin terus berjuang. Nggak ada poinnya lho, menyembelih hewan secara massal cuma demi menyumpal perut. Kalau bicara gizi, sesungguhnya banayk sekali gizi tersembunyi di antara asupan-asupan nabati di sekitar kita! Apalagi di Indonesia yang kaya raya ini.
Selamat Berpuasa bagi yang menunaikan! ;D