sepintas kecerewetan

Sabtu, 19 Desember 2015

Menepi


Dari tepi kantin sekolah. 
Bermain menelusuri kenangan. 
Yang lucu dan yang sendu.  
Semua terjadi di situ. 

Sambil belajar lebih banyak mengisi jiwa, 
dibanding menyumpal rak-rak kayu di rumah. 
Atau memenuhi lemari yang sebetulnya sudah sesak nafas. 

Tertawa lebih penting daripada belanja. 
Dan memeluk lebih penting daripada sikap kemaruk. 

Menjadi manusia adalah proses yang panjang. 


Minggu, 29 November 2015

Sejak Janjian Sama Ayam...

Jadi, saya berhenti makan ayam sejak berteman dengan Si Mbul ini...



Dan rasanya itu sudah berjalan genap setahun.  Soalnya saya inget, motret Si Mbul pakai iPod. Awal 2014.  Dia ayam kurcaci peliharaan tetangga bawah yang random datang pergi sekejap doang.  Dia bertelur di atas pot dan mengerami dengan setia.  Sayang telur-telurnya nggak berhasil lahir. :(

Oh ya, tapi dia suka saya kasih makan beras-beras kering.  Dan cukup senang--kayaknya. Waktu harus berpisah, rasanya sedih.  Cuma berkawan sesaat.

Tapi kedatangan Si Mbul memang telah mengubah jalur hidup saya.  Sebagai calon vegetarian, tahun 2013 saya masih makan daging ayam.  Udah kepikiran sih, pingin mulai stop, tapi entah kenapa saya masih sering kelaparan pingin ayam goreng krispi, ayam bayam Meeting Point, belum ada menu ayam rica-rica di dapur keluarga, plus berbagai olahan ayam lainnya.  Ah, dan... nasi bento ala KFC yang sausnya uenakk banget itu.

Saya berusaha membuat diri lebih nggak tega sama ayam...tapi...ayam kan mukanya galak.

Nah, semua berubah ketika menatap mata Mbul.  Dia begitu...gemuk.  Lucu.  Bisa dipeluk.  Matanya walau judes, sebetulnya dia tak punya salah apa-apa.

Dan...saya pun memutuskan ikatan dengan Kolonel Sanders. Penjual ayam goreng Sabana juga saya jauhi.  Ya kecuali dia terus jual jamur krispi ala bumbu Sabana, saya balik deh entar.  Mulanya memang berat, ngos-ngosan.  Suka rindu.  Masih terkenang-kenang citarasanya...

Tapi, pada akhirnya saya lolos masa ujicoba. Sekarang saya malah nggak lagi kabita meski pun ada orang yang makan ayam goreng bumbu serai di depan saya.  Peduli amat.  Saya makan daun seledri.  Nggak masalah.

Penemuan yang baru-baru ini bikin saya kaget, ternyata, sejak nggak makan daging ayam...

...saya...

...sembuh dari pilek pagi harian.

Entahlah,  Saya nggak terlalu sadar awalnya.  Tapi belakangan memang pilek itu pergi.  Biasanya pagi-pagi saya pasti ingusan dan bete.  Disebut 'hidung Jepang' sama Mama saya. Ngocornya sampai sekitar jam 8-9 setelah jemur matahari.  Tisu habis.  Saputangan benyek.  Kayak alergi udara.  Cuma, sudah berbulan-bulan melintas dan saya memang nggak pernah pilek pagi lagi kecuali emang flu.

Kebiasaan yang beda setahun ini ya cuma nggak makan ayam itu.  Plus rajin mamam buah-buahan.  Nggak perlu buah-buahan yang cantik mejeng di rak swalayan mewah, kok.  Cukup pepaya, pisang, mangga, jambu, air kelapa, kalau rajin ya lemon dan apel.

Semoga saja analisis saya nggak meleset jauh.  Tapi, syukurlah saya terbebas dari rutinitas buang ingus di pagi hari! Terima kasih, Tuhan, terima kasih, Mbul! :)



Rabu, 25 November 2015

Sometimes

Sometimes in your life
You feel bad

For being envy
Or jealous

For saying wrong words
At the wrong moment

For messing around
And blame everyone else

But here it is:
Don't be so hard on yourself.

You can forgive people
Then why can't you forgive yourself? :)


Jumat, 13 November 2015

Sekilas


Percayalah, keadaan yang terbaik akan memelukmu pada saat yang tepat.  
Hal yang memang sudah kamu percayai, akan datang.  

Hanya saja Sang Pencipta belum menjentikkan jari--kadang.  Karena Ia tahu kapan waktu terbaik.  
Tugas kita kini hanya tersenyum dan mengapresiasi yang ada. 

Senin, 09 November 2015

Kompilasi Guguk Kesayangan: Kizka





Ini Kizka.  Waktu datang pertama kali, masih agak kecil.  Badannya hangat dan seneng menempel menggelayut dielus-elus.  Dibilang rotweiller, ya agak terlalu mungil.  Sifatnya juga beda.  Haha! 

Suatu hari dia dan KuprĂ© pergi dan tak kembali.  



Selagi melihat wajah Kizka ini, terdengar lagu The Moment yang dibawakan oleh Kenny G.  
Jadi sedih.  :') 


Di mana pun kamu, Kiz, hati kita akan selalu bertemu ya. :) 


Supaya Kalian Tahu

Keinginan nomer 3 tercapai.  

Saya punya piano manis di rumah.  Akustik.  Warnanya tidak putih, tapi, hei, dia menyenangkan sekali! Bahagia melihatnya menghiasi ruang keluarga.  

Dan, saya tidak menamakannya Pianika.  Namanya Narya Subasita.  Artinya: Raja Hati Gembira.  

Yoi, dia lelaki, dan kehadirannya membawa ria dalam hidup.  

Selamat datang di rumah, Narya Subasita! Dan kita akan bermain sebanyak-banyaknya dengan hati ceria! :)

Bonus: foto yang nggak nyambung.  Lotus kesayangan yang (waktu itu) mekar dengan epik. 





Rabu, 07 Oktober 2015

guyu // menjelang musim kelap kelip


Tas Teman / si pendamping hari-hari ceriamu 
 
Tas Gembira / agen penyelamat Bumi sekaligus bisa menemanimu !

Tunggu apa lagi? 
Segera bermain ke halaman Facebook kami: Guyu 

atau Instagram: @guyugembira 


Sabtu, 03 Oktober 2015

Just Some Ideas

Dan saya bingung kenapa judulnya mesti Bahasa Inggris, tapi kadung ketulis, jadi ya sudahlah, Sis. (eh ada rimanya).

Ini cuma posting hore-hore nggak penting tentang apa yang ingin saya wujudkan bersama orang-orang penting.

Di Malam Minggu yang tenang, saya jabarkan apapun yang sedang saya ingin tarik dalam kehidupan saya.
Semoga Semesta memeluknya.

1. Akan mengurangi makan ikan-ikanan.  Langkah awal menuju murni ovolactovegetarian. 

2. Bertemu si Oknum Unyu (jangan tanya siapa, tapi Semesta tahu) dan ngobrol panjang penuh senang.

3. Menemukan piano tangan kedua dengan kualitas hebat, warna putih, di tempat yang mudah dijangkau dan harga yang sesuai. Akan dinamakan Pianika.

4. Keliling dunia bersama Sang Jodoh.

5. Industri minyak kelapa sawit dan semua yang memakai sawit berkurang sebanyak-banyaknya...

6. ...agar hutan hujan timbul subur kembali.

7. Tidak lagi beli Wipol dan Superpell terpisah.  Toh sama saja isinya.

8.  Minum jus buah / smoothie atau es krim atau frozen yogurt pakai KeepCup.  Dadah, gelas plastik!

9. Belajar rajin membuat makanan sendiri di dapur penuh sayur mayur.

10.  Bahagia.  Itu cukup melingkup segalanya.

Selamat Sabtu Malam! :D

Senin, 21 September 2015

Kompilasi Guguk Gemas: Si Frenchie


Guguk berpantat bulat yang ingin saya bawa pulang, 
daripada dia dikurung sendirian di Rumah Guguk. 

Sini, sini.  Come to Mama. 

Sabtu, 05 September 2015

It's Comfy to Walk By Foot



no one can blame the happiness of walking shoeless, 
on the grass, 
on the cool tile, 
on the challenging hot concrete, 
on a comfy carpet.  


Rabu, 26 Agustus 2015

Kompilasi Guguk Perasa : Gusgus



Tidak ada yang paham kenapa hari itu muka Gusgus sedih sekali.  

Gusgus adalah guguknya kakak sepupu saya, pemilik Tone to Tone Shop
Mirip daschund tapi nggak juga.  Bingung.  Intinya sih, dia gemuk dan lucu.  Ramah dan bau mulut.  :p 
Dulu punya teman namanya Indel, tapi sudah berangkat ke surga duluan. Usianya jauh berbeda.

Kadang Gusgus menggonggong pelan. Tetapi seringnya dia menyambut tamu dengan buntut goyang-goyang dan hidung penasaran, endus sana-sini.  

Kadang memeluk Gusgus seperti meluk guling. :) 

Sehat selalu, Gusgus! :D  


Kamis, 20 Agustus 2015

Kompilasi Guguk Manis : Jack




Nah inilah saya.  Seperti biasanya sekedar mengeceng anjing tetangga.  Ini namanya Jack.  Semoga dia panjang umur dan bahagia selalu.  Jack tinggal di rumah seberang, bimbel gitu.  Sifatnya manis, menggemaskan.  Kayaknya masih titisan beruang gitu.  :)) 

Salam kenal dari Jack! 

*dan kalau tetangganya baca, mungkin syok
*mungkin akan dituntut hak cipta 
*tapi...


Senin, 17 Agustus 2015

Makna Merdeka

Sebelumnya, izinkan saya berteriak dulu, "DIRGAHAYU!"

Yap, akhirnya 70 tahun sudah kita merdeka secara hukum.  Secara hukum? Ya! Kita sudah tidak dijajah secara politik kan? Mungkin kita masih agak terjajah dalam aspek ekonomi, menurut saya.  Tapi suatu saat kita pasti bisa memutarbalik keadaan. :)

Apa kalian cinta Indonesia? Pasti, kan? Cara mencintai itu beda-beda.  Saya mencintai dengan banyak ngomel--bak orang Virgo--padahal Capricorn--dan sering dikira Sagitarius atau Aquarius.  Saya kritik macam-macam.  Ngomelin polusinya, sampah berlebihnya, kemalasannya, matrenya yang mengerikan. Tapi di sisi lain saya juga suka memperlakukan Indonesia penuh kasih sayang, kok.  Inginnya sih selalu bisa bersikap baik-baik sama Indonesia.  Cuma sampai saat ini masih banyak yang harus dibenahi.  Huh-hah!

Ini saya kasih gambar tahu tempe dulu... cemilan lokal kesayangan.






Bicara tentang cinta Indonesia, gimana sih cara kalian menunjukkan cinta? Saya ingin ngoceh santai saja sih soal menyayangi Indonesia.  Dari sudut pandang saya.  Jangan defensif, jangan ofensif.  Kalau ada yang ngagetin, silakan komentar tapi jangan emosi. :p 

Kadang kita norak tentang Indonesia.  Kita tiba-tiba ingat bahwa kita orang Indonesia ketika ada orang Indonesia tampil di luar negeri.  Atau dapat penghargaan.  Atau lulus di luar negeri dan beken.  Kalau sedang tidak ada momen-momen seperti itu, kita tidak peduli.  

Kita baru ngeh dan ngamuk ketika ada negara tetangga mengklaim batik sebagai miliknya.  Atau wayang.  Atau apa.  Di satu sisi, ya, akar budaya kita mirip-miriplah.  Ini cuma masalah sikap nggak sopan doang.  TAPI, masa kita baru sadar bahwa batik itu harus kita hormati, gara-gara direbut? Ya kan telaaat.  Kayak panik soal klorin di pembalut wanita barulah sadar pembalut wanita itu agak-agak berisiko (dan masalah utamanya sih...karena itu limbah epik).  

Terus, kita senang mencari-cari pengakuan dengan kalap.  

Jadi kalau dilihat keseluruhannya...ibaratnya kita ini frustasi butuh harga diri saking mindernya.  Ada yang punya sudut pandang demikian? 

Iklan lagi.  

MAKANLAH PEPAYA. DENGAN VITAMIN A & C SERTA SERAT BUAH, DIJAMIN JAUH DARI KECEWA! 

PEPAYA TUMBUH SUBUR DI NEGERI TROPIS KESAYANGAN KITA.  CINTAILAH SPESIES INI.  JADIKAN SUMBER GIZI, BUKAN MAKAN SAMPINGAN.  JAUHI OBAT-OBAT BERACUN.  MAKAN PEPAYA! 




Berlanjuuut. Oke, jadi, kita tuh harusnya ngapain? 

Saya bukan ahli apa-apa.  Cuma seorang pecinta kelapa yang kebetulan lahir di negeri kaya kelapa.  Daripada sibuk koar-koar membesarkan nama negara, pamer-pamer nggak mau ketinggalan dengan bangsa lain, ketahuilah: 

DULU KITA DIJAJAH KARENA KITA KAYA RAYA.  Kita telah menjadi manfaat hebat bagi sepersekian bagian dunia.  Orang Eropa masuk kemari karena kita punya rempah-rempah.  Orang Portugis, orang Arab.  Mereka membawa ciri khas mereka dan percaya diri menyebarkannya di sini.  India kemari menginfusikan budaya di abad-abad sebelumnya.  Kita juga bukan negara yang 100% otentik tulen kayak Antartika.  Kita sudah bagian dari kombinasi dunia.  Tapi tanah kita yang tropis indah ini tetap otentik. 

Ingatlah, kita ini SESUATU.  Bukan negara loyo yang tidak punya kepribadian.  Kita punya tahu tempe, punya buah-buahan yang luar biasa.  Kita dikaruniai hutan hujan tropis dan penjaga jiwa--hewan-hewan pahlawan alam.  Merekalah yang bertugas melangsungkan kehidupan hutan hujan.  Pantai kita yang cantik.  Gunung-gunung gagah.  Semua.  

Kita boleh sedikit kebarat-baratan.  Keapa-apaan.  Tapi ingat, kalau kita mengutamakan impor di atas segalanya, mengutamakan 'menyamai negara maju' selamanya, itu tidak akan memajukan Indonesia secara mental.  Kita jadi ingin mengejar-ngejar doang.  Harusnya kita tidak mengejar, melainkan merintis.  :D 

Merintis itu artinya: tahu proses, belajar, hati-hati, tulus.  Orang yang mengejar bisa beritikad buruk.  Merintis (biasanya) tidak.  

Syukurilah apa yang kita punya.  Tak perlu muluk-muluk bilang bangga, lah.  Nanti malah sombong jatuhnya.  Cukup kita menjadi diri sendiri.  Menjadi Indonesia.  Nama kita akan bergaung dengan sendirinya. Buatlah dunia mengatakan: 

"Oh, Indonesia yang itu.  Yang percaya diri, ceria, ramah. Yang penduduknya doyan makan pisang lokal dan sehat-sehat.  Yang berasnya enak.  Yang hewan-hewannya ajaib dan lestari."

Mungkin selama ini, Indonesia dikenal dengan, "Oh Indonesia. Yang suka marah-marah, ekstrimis, gampang dihasut duit?"

Amit-amit, sih.  Semoga tidak begitu amat. :)) 

Nah.  Satu iklan lagi...UBI! UBI ITU ENAK DAN BISA TUMBUH DI NEGERI KITA SENDIRI DAN BERGIZI! 

Singkat saja, soalnya saya belum hafal kandungan gizi ubi.  Hihihi.  


Tapi yang terpenting untuk hari ini...

DIRGAHAYU INDONESIA KU! 

Selasa, 04 Agustus 2015

Jika.


Jika dia masih hidup, pasti gembul dan lincah.  Namanya Melody.  Tapi sudah di surga sana sekarang. Paling senang makan daun magenta, dan melompat-lompat ceria.  Suka jilat dan gigit jari. Kangen deh. 



Jika nanti menata rumah baru, saya ingin membeli furnitur bekas saja dan memodifikasinya dengan keren.  Beli furnitur beken di toko keren mahal dan tidak menguntungkan negara. Sebaiknya beli dan dipermak saja! Pasti tetap keren! :D 

Jika memungkinkan, saya ingin adopsi Macy.  Atau anjing lainnya yang butuh rumah dan keluarga. :)  Suatu hari nanti.  Tapi mudah-mudahan tidak semakin banyak anjing dan kucing yang menderita di jalanan, ya. 



Jika berhasil, nanti saya bisa punya pemajangan baju yang indah, efektif, warna-warni menyenangkan tanpa tampak kumuh! Makanya saya jual baju yang mubazir, saya pakai baju-baju secara berurutan dan dirotasi. 



 Demikianlah saya berandai-andai di siang bolong.  Selamat Hari Selasa! :) 

*gambar diambil dari berbagai sumber, hasil kumpulan Pinterest pribadi saya* 

Senin, 20 Juli 2015

Utak Atik Melulu


Ceritanya itu tabung bekas bungkus botol kosmetik.  Bisa sangat berfungsi, asal dikaryakan dulu. 

Jadilah ngeluarin benang warna favorit yang bingung dipake jadi apa enaknya, sekaligus lem UHU dan gunting.  Kemudian menggulung-gulung! :D 


Tentu saja kegiatan gulung-gulung kemarin nggak menghasilkan bangunan ini.  Kebetulan langit dan warnanya cakep, jadi pengen saya pajang di sini. :p 

Tapi intinya, kerjaan kecil, bisa menjadi lebih epik jika kita tekun.  Dari satu kali gulung hingga ribuan. Dari satu orang diajak mencintai lingkungan hingga tiga milyar.  Dari satu orang diberi senyum sampai lima milyar manusia lain ikut tersenyum. 

Selamat menekuni niat baik kalian, teman-teman :) 


Sabtu, 18 Juli 2015

Guk, Guk!

 Pluto, he's gone. 

 I forget her name, but she's no longer in this world.  She's pretty and friendly. 

 Gusgus, chubby baby! Long live and prosper, Gusgus. 

 Paulie-my bestie said she looks similar with Paula Abdul. 

A frenchie in Rumah Guguk.  I really want to set him free! 

Always want to befriended with a dog.  But I don't support breeding.  So I'll adopt somebody one day. Let's be on the animals' side. Support their rights! 

Hidup yang Lebih Akrab dengan Alam

 Bermain di lapangan rumput.  Sangat senang. 


 Sebanyak-banyak mencoba susu almond, Yummylk tetap juara karena memakai botol kaca, 
rasanya bervariasi, dan paling enak! ;) 

Sambal buatan Mama: memakai tomat dari kebun, cengek kebun, 
dan bahan-bahan segar lokal lainnya. :) 

Kamis, 09 Juli 2015

Jeruk Jeruk di Rak, Mana di Antara Kalian yang Adalah Limau?


Sebetulnya, sampai sekarang saya belum bisa benar-benar yakin, 
mana yang lemon, limau, nipis, dan purut.  
Harus lebih banyak belajar soal jeruk-jerukan.  


Dan, es krim Rasa Bakery & CafĂ© itu istimewa rasanya.  Walau ini foto lama.  Hihihi. :D 

Apa kabar kalian? 

Saya baru menuntaskan ujian piano Gr.5 versi Yamaha.  Ujiannya sudah.  Hasilnya belum.  
Semoga lulus, deh. 

Rabu kemarin, saya baru ganti senar Lai Maheswari.  Sudah karatan soalnya.  
Sekarang suaranya empuk dan mendalam! Jadi semangat berlatih dan main sama Lai, nih.  

Saya bikin post baru di Citraramya.  Silakan dibaca. :D 

Hmm.  Oh ya.  Saya sedang membiakkan apel dan pir.  Semoga saja bisa tumbuh dan suatu hari tidak perlu beli pir impor.  Hehehe.  


Selasa, 23 Juni 2015

Belakangan Cerah Sekali


Salam hangat dari Paleo dengan donat manis di kepalanya :) 


Apa kabar? Saya baik.  Sedang berpikir tentang membuat blog khusus Guyu.  Tetapi belum jadi.  :))

Ditunggu saja, ya! 

Kamis, 11 Juni 2015

Cita-Cita Luhur Saya



Pemandangan kecil dari meja bermain, tahun lalu <3 i="" nbsp="">

Saya lagi merenung, alhasil iseng bikin daftar lagi deh.  
Tentang apa ya? Hmm, semacam manajerial inventori (sok keren banget bahasanya). Untuk beberapa bagian di rumah saya.  Rumah sekarang atau pun rumah tangga masa depan nanti. *sama siapa*

Kita mulai secara acak saja supaya...seru. Dan tidak sepuluh doang! :D 

17 piring keramik produk lokal 
(berbagai ukuran, 4 besar, 3 kecil-kecil, 10 datar)
  
10 gelas / mug keramik (termasuk yang 'cangkir')

2 tumbler stainless steel & kaca

10 pasang sendok garpu sumpit stainless steel

3 wadah makan stainless steel

2 jepitan makanan kayu & besi

2 centong bambu dan kayu 

2 sutil bambu dan kayu

10 lembar kain untuk bungkus dan lap

2 wajan keramik 

3 panci keramik & besi (pegangannya kayu) berbagai ukuran

4 sedotan bambu dan stainless steel

1 teko keramik 

Segitu dulu! :) 


tahun lalu sepenuh ini, sekarang syukurlah udah agak kosong, pindah ke rak, 
dan mengefektifkan segalanya sebisa mungkin :)) 


Senin, 08 Juni 2015

Minggu, 31 Mei 2015

Di Penghujung Bulan Nan Panjang

Rasanya kalau diungkapkan dengan kata-kata, bulan ini terasa seperti: Meeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeeee.........i.

Kayak suara anak kambing ya.

Memang. Bulan ini saya jadi anak kambing. Banyak makan rumput (?).  Ngidam lotek melulu entah kenapa.  Bertingkah ceria dan jinak seperti kambing.  Kebetulan shio saya memang kambing, sih.

Meeeei. 

Ngomong-ngomong ini bunga yang lucu.  Saya lagi suka warna ungu.  Sebetulnya fotonya sudah lama, tapi masih cakep untuk dipamerin di sini.  Diambil dengan ponsel. :D




Nah, apa rencana kalian untuk bulan Juni? Saya akan berkonsentrasi untuk ujian piano di awal Juli nanti.  Jadi mungkin banyak hilang dari dunia blog karena heboh sama tuts hitam putih.  Hihihi.

Mari menyambut Juni dengan Agustus.  Karena musim panas cerah bahagia akan segera tiba. Kemarin Planet Venus mendekat.  Mungkin mau mengatakan sesuatu lewat pendar bintang cantiknya. :)


Rabu, 29 April 2015

Minyak Kedelai

Maka jadilah, di dapur keluarga terletak sebotol besar isi minyak kedelai.

Ceritanya berkomitmen untuk mengurangi konsumsi minyak kelapa sawit. 


Rabu, 22 April 2015

Bumi Berpesta!



Hore, hore!

Merasa Membeli Limbah

Pernah nggak sih, pergi ke pasar swalayan yang besar, kemudian sakit kepala? Eh? Karena banyak yang mau dibeli tapi takut dompet jebol?

Dulu mungkin begitu.  Tapi sekarang bukan. 

Entah sejak kapan, saya mulai pusing dengan banyaknya barang yang saya timbun di rumah, juga deretan produk di toko-toko. Semua begitu berjumlah massal, identik, mending kalau desain kemasannya indah-indah--lah ini sih kurang ya menurut saya, belum lagi ditambah desak-desakan manusia yang rakus ingin membawa pulang semuanya. Ditambah pula, badai keresek dan plastik yang terjadi di kasir, dobel-dobel pula!

Pas kecil, pengalaman pergi ke swalayan memang seru.  Banyak benda yang bisa dibaca dan dilihat.  Saya juga masih suka masuk swalayan tentunya, tapi jadi pilih-pilih, yang mana yang nyaman dan barangnya tertata baik.  




gambar pinjam dari sini

Well, tapi bukan itu sih yang mau saya omongin.  Begini lho, 80% produk di swalayan, biasanya berbahan aneh-aneh.  Aneh? Misalnya durian isi roket Neptunus? Yaa. Semacam itu. :p 

Misalnya, ya, minyak kelapa sawit dicampur BHA, BHT, pewarna, bahan berpotensi bikin sakit aneh-aneh, garam, dan mungkin formula rahasia.  Apa namanya? Margarin! 
Atau...gula ditambahi kakao bubuk, pengental, pengawet sintetis, dan tambahan pemanis buatan.  Apakah itu? Susu coklat! 
Mau lagi? Deterjen ditambah amonia dan pengental, pewangi, pengawet, aroma sintetis, ekstrak minyak nabati atau buah / bunga. Tapi katanya bisa membuat kulit, harum, melembapkan.  Apa itu? Sabun cair dan body lotion
Kemudian fluoride, tambah deterjen, 

Apa omongan saya kelewat aneh? Hmm...saya rasa, semuanya bisa dicek dan dipelajari sambil membaca komposisi yang tertera di banyak produk, kok. Silakan berpetualang di pasar swalayan favorit! :D 

Belakangan, sih, lumayan deh.  Banyak perusahaan dan industri yang mulai memikirkan Sang Bumi.  Bahan diganti, alternatif natural bermunculan, kemasan lebih ramah, dan sebagainya.  

Cuma, harganya belum terlalu mudah dijangkau khalayak ramai! Masalahnya itu.  Mungkin buat beberapa kalangan tidak masalah.  Tapi, dominasi masyarakat kan lebih suka mendapatkan barang yang murah, mudah didapat, dan ketersediaannya terjamin.  Secara naluri, ya saya juga gitu.  Mencari kosmetik berbahan aman, minuman kotak yang organik, air kelapa yang tidak dibubuhi pemanis buatan dan penstabil, susu nabati alami, sampo tanpa busa, dan hal-hal ajaib lainnya lumayan sulit.  Toko yang menyediakan masih sedikit.  Untungnya, lokasinya sampai saat ini cukup mudah terjangkau. Oh, dan swalayan banyak memberi iming-iming diskon, beli satu dapat sepuluh, dan segalanya! Membuat kita jadi membawa terlalu banyak barang daripada yang kita butuhkan!

Oh ya, kalau kita membeli secara grosir dan udahnya kadaluarsa dan kita buang begitu saja? Boros banget! Limbah! Dan, siapa yang senang sih melihat deretan barang teronggok di lemari dan debuan?

Bagaimana dengan bahan segar seperti buah, sayur, dan daging? Nah, ini juga masalah baru.  Buah-buah yang disediakan di supermarket tuh banyak yang impor.  Lihat saja apel, pir, jeruk, banyak yang impor--dan lebih populer.  Memang Indonesia nggak punya produk buah? Ya tentu saja punya! Kita negeri tropis yang kaya! Harga juga pasti lebih terjangkau, kualitas lebih segar berhubung belum diimpor secara lintas benua.  Kita kan tidak bisa menjamin buah-buah impor disiram pengawet karena di rak masih cantik begitu. Lagipula, kasihan petani-petani lokal, mereka berjuang tapi nggak kita hargai. 

:D  

Daging dan sayuran sih masih lumayan banyak yang lokal. Cuma, soal daging, saya tidak merasa daging-daging supermarket atau pasar organik terlokal pun sumbernya ramah hewan.  Ya, secara memang industri mematikan hewan judulnya. :P 

Zaman modern ini, manusia memang percaya, harusnya kita semakin modern dan canggih.  Tapi, apa kecanggihan harus bermuara pada hal-hal serba tamak? Bukan! Justru, kita harus mencapai titik balik menyadari kembali baiknya kearifan lokal.  Membeli buah dan sayur di pasar lokal (lebih bagus lagi kalau organik), membuat bahan-bahan pembersih sendiri dari bahan-bahan sederhana (karena, percaya saya deh, ini bisa banget, cuma butuh rajin dikit!), juga mendidik diri supaya membaca komposisi produk dan telaten mencari alternatif jika perlu.  Misal, minyak goreng kelapa sawit diganti minyak kedelai.  Karena, ehm, industri kelapa sawit cukup kejam sama perhutanan. :'( 

Oh iya, di pasar-pasar kecil, kita juga lebih mudah mengatur diri.  Bisa bawa tas sendiri dan menolak kreseknya sambil bilang, "Jangan Bang, nanti sampah...nanti penyu keselek." -> kalau diucapkan tiap hari, lama-lama Abang Sayur pasti berhenti bawa keresek. 

Nah, kalau di pasar kecil atau pedagang keliling, biasanya jarang disediakan sayur bungkus berlapis styrofoam dodol itu. Soalnya, mana kita tahu, berapa jumlah racun yang sudah terlepas ke dalam buah / sayur /daging yang dikemas berlama-lama di situ? :p

Juga, kita dapat berbicara langsung dengan penjual dan tahu persis kondisi produk yang kita beli.  Sebetulnya itu hak pembeli.  Belakangan kita memang dicuci otak untuk percaya iklan-iklan megakece yang mengutamakan keren, massal, murah, isi dan resiko ditanggung sendiri. Lalu kita beli sepenuh kepercayaan. Ditanya-tanya, jawabannya membual.  XD 

  
gambar pinjam dari sini 


 


Kalau belanja lokal, kita juga membesarkan negara, lho.  Bukan cuma pariwisata atau pendapatan industri dagang yang bisa memperkaya negara.  Tapi rasa bangga warganya, juga ikatan kuat antarmasyarakat.  Berjalan bersama toh, lebih mengasyikkan daripada sendirian mengarungi hebohnya perputaran ekonomi dan politik dunia, kan? 

Oh ya, asyik juga kalau bisa menanam banyak bahan pangan di rumah sendiri. :D Dijamin kita toh tidak akan tega menyemprot pestisida beracun ke tanaman yang sudah tahu akan kita makan, kan? 

Niscaya, Indonesia kembali sejuk dan bahagia seperti ini, walau ini contoh ekstrimnya. :D 

gambar asli buatan saya

Gimana, masih pengen ke swalayan dan rusuh belanja selagi diskon? Dipikir-pikir lagi, deh! Tuh, dipanggil Abang Tukang Sayur di depan! :D 

 
 


 




 











Sabtu, 18 April 2015

10 Obsesi Saya Belakangan Ini

1 // Mulai menabung untuk komputer lipat baru. Demi kebaikan dan kelancaran bersama.  Terutama main The Sims 4.

2 // Lebih mementingkan kenyataan daripada layar.

3 // Latihan piano secara efektif berkelanjutan dan jadi murid yang membanggakan.

4 // Adopsi Macy (ini imposibru tapi saya sangat...sangat ingin).  Baca kisah Macy di Let's Adopt! Indonesia di Facebook.

5 //  Berkarya seni dengan dedikasi!

6 // Serius memikirkan rencana mapan lalu beli kebun binatang Bandung untuk dijadikan suaka margasatwa yang bagus! (amin)

7 // Belajar mengemudi untuk mempermudah mobilitas.

8 // Bawa makanan kucing ke mana-mana supaya kalau ada kucing laper bisa dikasih mamam.

9 // Perluas Guyu.

10 // Bahagia dan optimis selalu :)

Sabtu, 14 Februari 2015

Hari Kasih Sayang untuk Melepas

Selamat 14 Februari! Senangnya, baru kali ini disamper 'seseorang' di hari Valentine.  Walau, ehm, konteksnya serba salah dan keadaannya cukup ganjil.  

Tapi tak apa, jadi lebih mudah melepasnya. :D 

(edisi melankolis)

Ngomong-ngomong, kata 'melepas' mirip 'meluncur', kan? Nah, saya baru meluncurkan produk-produk Guyu yang baru lho! Silakan dilihat di album Facebook dan akan segera diunggah ke @guyuhuraya :D 

Daripada bersusah hati, yuk kita bergembira bersama kawan-kawan Guyu! 



Rabu, 04 Februari 2015

In English

Here I describe what I really, really feel sometimes.  During the week.  The releasing-week.  

What am I trying to release? You. 

What is it? You've found a girl who suits you better. 

Better? I don't know.  We could always have a good chit-chat, couldn't we? 

I'm the one who has had a lotta dream about you.  A LOT OF.  From a nightmare to a pleasant dream, I've gone through them. 

Logically, yes, we didn't even collaborated in a meeting or whatever for a year.  More than a year, I guess.  But I was trying to reach you, and you still okay with that.  

I'm the one who guessed a lot, whom do you like, what do you think about me, are you an alien, or something.  My mind was full of you. 

Looking at this phenomenon irrationally, it's unfair for a dreamy girl like me.  I suit you.  I can guarantee that I'll be your best partner ever! 

But, alright, if we can't be together, maybe there are reasons behind it. 

You may dislike my weird habit of collecting animals pictures on Pinterest, or drawing them like crazy, or maybe you're afraid someday if you marry me, the house will be visited by so many giraffes and rhinoceros? 

Perhaps you think I'm a nerd who can't even say anything romantic with real words, that you don't think I even love boys more than I love four-legged-furry fellas. 

You probably said that my skill in choosing the right chord for a song is horrible, and you can't make any music with me. 

Or I wasn't your type and you never liked me as a lady, maybe.  The only point that makes me super sad yet overly okay. 

Ah, the other possibility: your sun-sign.  They say, based on the zodiac, you are very easy to be caught. By words, compliments, and touches.  Oh, now I know I was wrong.  I was too timid about you. 

ANYWAY. Bye. If you didn't choose a happy-lovely girl like me, then it's not my responsibility and someone else will do.  He'll be the luckiest person ever.  

But your partner, she's the luckiest person, too. To ever got you heartedly.

We both are awesome.  Maybe two awesome people shouldn't get together and I need somebody who's more easy-going than you.  Easy breezy.  But happy.  And I wish he loves animals. 








Minggu, 01 Februari 2015

Dari Oknum Apel beralih ke Michael J.Fox

Baru mengalami yang namanya hati rompal.
Belum patah, cuma agak mruluk dikit.
Rasanya memang nggak enak. Pedih sedikit, tetapi dikasih jus jeruk-leci agak baikan kok.

Di sisi lain, seakan dibebaskan dari beban bertanya-tanya.
Dari penasaran yang tiada habis.
Karena sudah jelas saya bukan pilihan dia.

Ya sudah, apa mau dikata. :)

Daripada sumpek, mending saya gambar Michael J.Fox saja.
Ingin lihat wajah ganteng lainnya? Ada di Instagram saya: ningrumningrum, ya!



Rabu, 21 Januari 2015

Lookin' Back, Yo

Setelah 4 tahun lulus SMA. Mendadak saya ingin ngacir ke luar negeri.  Ngapain kek.  Ikut program sertifikat di New Zealand misalnya. Memang harus menabung, sih. 
Tapi tak apa.  Kalau dulu dan sekarang saya tetap keren, impian saya tetap bisa terus menerus tercapai.  


saya di 2010


Oh ya. Kenapa New Zealand? Saya punya ketertarikan khusus pada majalah Frankie--yang 80% isinya berkisar di Australia dan New Zealand.  Iya, aura di sana memang berbeda! Nyeni dan vintej.  :D 

saya di 2014


Saya juga perlu merasakan angin berbeda sesekali.  Lalala~


Rabu, 14 Januari 2015

Secuplik Senang

Reportase visual dari paruh Januari yang seru. 




Dari atas, itu ngintip kelas pas SD di Yahya.  Kangen sekali.  Sekarang jadi lucu banget kelasnya. :) 

Tengah: bekal pada suatu siang--serba kuning dan tanpa daging kambing / sejenisnya. Jangan lupa, kotak bekalnya dari logam antikarat! Senang. 

Bawah, adalah sedotan bambu.  Iya, sedotan dari bambu.  Beli di Toko Organic Bandung.  Bisa dipakai ulang berpuluh-puluh kali, dan kalau nanti dibuang bisa menyatu dengan tanah.  Produksinya tak merusak Bumi berhubung bambu kan mudah sekali menyubur dan bahannya sudah kuat dari sananya.  Aih, aih. 

Dan, ya, saya ingin sekali pergi ke New Zealand sekarang.  Entah mengapa.  Nampaknya cerah dan bahagia di sana.