sepintas kecerewetan

Sabtu, 26 November 2011

Biarkan Gambar Bicara

Omelet tersenyum, karya Sate Shinta.

Barang ajaib dari Jepang, berupa bola sabun bungkus plastik, ditaruh di air, bisa ngacai-ngacai sampai bagian putihnya habis disertai aroma susu yang menyenangkan, kemudian nongol deh, bandul kecil bentuk permen. 

It's Timmy Time!

Bikin terharu. :'))
Aku mau njoged! -Srintil


Sudah puas dengan foto-foto? Yak, sekarang sekilas info.  Tadi pagi saya ke CCF.  Les.  4 jam tea.  :)) Lalu saya kabur ke Nada, eh, Irama secepat mungkin seusainya kelas (untung deket), karena ada konser mini bikinan Kak Angie, guru saya.  Saya main Arabesque No.1 bikinan Debussy, lagu yang bikin saya coup de foudre alias jatuh cinta pada pendengaran pertama.  :3  Saya dapet giliran terakhir.

Lalu saya pulang dan cari makan dulu di BTC.  Eh, taunya ketemu temen di Festival Origami, jadi keliling-keliling dulu di situ, memandangi karya-karya canggih bertajuk 'origami' alias seni melipat kertas.  Dapat goodie bag pula, karena ngisi kuesioner. :D

Lantas saya pun makan di gerai hidangan di atas, dengan menu pilihan dari Del Pasta berupa seporsi pasta tomat & basil yang agak terlalu manis, tapi enak. :)

Sekian laporan kali ini! :D

n.b. Saya ada barang dagangan di sini.

Kamis, 17 November 2011

Pongo Pygmaeus, Dear


Have you heard that orangutans were killed in Kalimantan by irresponsible persons who wants some money from an orangutan’s head? (yes, there’s a reward for killing an orangutan! Horrible!)

By the way, orangutans won’t be there on neighbourhood if no one destroys their habitats, like…forests. The place they love so much from era to era…
 We know that lonely will never be our favourite word. But what if, one orangutan feels alone because his/her friends were killed? That would be VERY horrible! :’(

We love you Pongo Pygmaeus. We are working to help you! :) Be strong, darling.
Support this campaign by reblog/repost ooor to link this post—for a simple way.  You may also make your post about orangutan.  Write it with love.  The whole love and care.

TRIVIA
Do you know that Homo Sapiens and Pongo Pygmaeus has 98% of DNA similarity? ;)

*Sumatran Orangutan papercraft created by somebody creative, I just took some scissors and glue to build it. :9

together with citraramya,
asking the whole world to move on

Rabu, 16 November 2011

Ini Klimaks dan Akhir Cerita

Siang itu begitu damai.
Saya melukis Lindsay Lohan dari majalah ELLE, Mama membuat kartu ulang tahun. Saya menyetel lagu, Mon Coeur Mon Amour dari Anaïs.

Lantas terdengar suara ZRUUUT! yang tampak dekat dari arah belakang, dari ambang pintu di belakang punggung saya.  Di belakang sana ada dapur dan ruang belakang tempat menyimpan dus-dus.  

Entah kenapa, saya bergerak cepat karena takutnya ada yang jatuh atau apa (biasanya dicuekin).  Jadi saya intip ke dapur, dan saya...melihat...buntut.  Ya, buntut Si Biawak Bravowati/wan, sedang berjalan masuk ke dapur, terbirit-birit. 

Sedetik kemudian saya baru ngeh...
ASTAGA!

Saya langsung menutup pintu tembusan yang tadi ada di belakang punggung dan langsung lapor, "Mama, biawaknya ada di dapur!" 

Mama loncat ke telepon dan menelepon Pak Wahyu manusia sakti kepercayaan ibu-ibu BakJer.  Kami sama-sama panik dan bingung.  Sementara saya takut salah lihat, kan udah bikin rusuh sekampung, gawat banget... 

Tapi mau ngecek ke dapur pun saya takut.  Hiihiii... 

Di tengah-tengah penantian akan Pak Wahyu yang tak menjawab telepon serta tak kunjung datang (sudah titip pesan sih, sama mbok yang di rumah adiknya pemilik rumah saya), saya juga harus manjat-manjat genteng dan moncor dari jendela (keren abis!), demi memindahkan jemuran ke bawah pergola (yang juga dibikin biar biawaknya nggak jatuh ke mesin cuci).  Saya mengendap-endap kayak Spiderman gitu ceritanya.  Rumah saya di lantai dua soalnya. Dari tempat jemur, saya mengintip ke dapur, tapi tak ada apa-apa.  Asumsi saya bahwa mungkin atapnya jebol sehingga Si Biawak Bravonita jatuh, tak terbuktikan karena langit-langit masih utuh.  Kemudian saya melihat...seonggok debu.  Debu besar entah apa yang barangkali kebawa masuk sama dia.  

Setelah itu, Pak Wahyu datang! (haaaleluya) Pak Wahyu langsung ke dapur, merangkak-rangkak, tapi tak menemukan si biawak.  Saya jadi khawatir sudah salah lihat... tapi Pak Wahyu berteriak, "OH, ADA, NENG!" 

Saya malah makin deg-degan.  Sambil merayap pulang ke ruangan tadi saya berada lewat jendela lagi, saya mendengar Pak Wahyu 'mengacak-acak' dapur dan beberapa saat kemudian telah menggendong sang biawak dengan menggunakan keset buluk! Dia tak berdaya dalam cengkeraman Pak Wahyu.  Masih hidup, tapi lehernya dipegang sehingga ia tidak bergerak-gerak.  

Pak Wahyu pun membawanya ke bawah, dan...inilah dia, pertama dan terakhir kalinya, saya persembahkan: 

Motifnya luar biasa

Aduh, lihat matanya... :'((


Dengan berat hati dan rasa ngeri sekaligus haru dan kasihan, saya ucapkan, 
"Dadah, Biawak, jangan main ke rumah lagi ya... Berbahagialah di tempat barumu bersama Pak Wahyu yang baik hati.  Jangan mau disate orang.  Jangan lupa berdoa.  Doakan kami sekeluarga.  Dan, doakan juga saudaramu Komodo yang statusnya sedang diperjuangkan. Juga Orangutan yang di Kalimantan tempat asalnya dipenggal oleh orang-orang berhati dingin.  Dan...semoga kau hidup nikmat sampai tua nanti." 

with love
Ningrum dan keluarga
:') 

TAMAT 

n.b: Coba ya, jangan ngerusak kebun atau gorong-gorong atau tanah kosong.  Apalagi mengisinya dengan banyak sampah, seperti yang terjadi di belakang rumah saya sampai-sampai si Biawak bisa tersesat ke dapur... 

epilog: 
Habis berhasil makan gado-gado setengah porsi, Mama saya yang lagi nonton TV manggil, "Ning! Ini si Biawak ada di TV!" 

Rupanya lagi ada acara petualangan, dan si orangnya melihat biawak yang persis kayak Si Biawak Bravo 'peliharaan-by-accident' saya itu.  Cuma yang di tivi lebih gendut, sedangkan si Biawak B. kurus kering.  Kasihaaan... Kasih makan yang banyak ya, Pak Wahyu. :') 

Oh iya, saya sempat megang kakinya lho! Wuhu! 

Setelah 3x mimpi tentang Biawak Bravo yang turun ke Bumi, versi pakai bikini bunga-bunga, versi berubah wujud jadi guru saya, versi jadi gede (yang tadi malam), akhirnya saya dan dia pun berpisah.  

Terima kasih, terima kasih.

Baik-baik, ya. 







Sabtu, 12 November 2011

LULUS!

Saya di-SMS guru saya: 

Td di nada ada surat dari Abrsm.  Congrats ya, kamu lulus looo gr.8 nyaa!! 

 Apa artinya? 

1. Nada udah ganti nama jadi Irama, tapi susaaah banget ngatur lidah dan memori untuk tidak menyebut Nada sebagai Nada.  Mestinya sih Irama... walau di otak saya Nada selamanya... 

2. ABRSM ngirimin guru saya surat. 

3. Saya lulus ujian piano tingkat 8 saya!!! 

4. Dua tanda seru (!!): mungkin karena nilai scale-nya parah dan Mozart-nya lari-lari.  HAHA.  

5.  YANG PENTING LULUS! 

Terima kasih, semuanyaa. :* Terima kasih orang tuaku, kakakku, Kak Angie guruku, isteri-isteriku, daaan semua yang memberi saya semangka! :D 

Haha.  

Dan tadi saya mulai di kelas baru A2.1 di CCF.  Kami ber-5 dengan seorang guru yang ternyata nulis novel.  Canggih euy. Ngomong-ngomong ini pengalaman pertama saya kursus di hari Sabtu dari jam 8 pagi sampai jam 12 (yep, 4 jam!) dengan istirahat pukul 10-an sekitar 15 menit (pusingkah kalian melihat banyak angka? Saya sih pusing.).  

Sekian. 

Saya jingkrak-jingkrak dulu ya. :)

Rabu, 09 November 2011

10 Minutes Sketch


10 menit untuk menggambar Johny Depp ketika ia gondrong, gambarnya lihat dari layar ponsel.

Pos baru di citraramya! :D Silakan cari tautannya di sebelah kanan bawah bagian 'mengintip rumah lain'
--> 


Selasa, 08 November 2011

Ulin Waé*

Ke mana saja saya? MAIN! Hahaha.  Ya, pertama, saya main sama Devika bersama SLCO, di misa pernikahan orang tak dikenal, juga kami SLCO langsung main lagi besoknya, ke Tangkuban Perahu! :D Namanya pasti tersohor.  Gunung ini menyajikan kawah yang berasap dan dikelilingi hutan berbukit-bukit yang rimbun, sampai saya mengkhayal ada dinosaurus di dalamnya.  *kebanyakan nonton film petualangan 

Di sana, kami ber-10 mendaki dan mendaki sampai tepar, sampai hujan besar, dan akhirnya tetap menyerbu jalur meski harus pakai payung dan jas hujan, walau licin, terjal, mudun, curam...kami tetap berjalan menyusuri Tangkuban Perahu yang KEREN BANGET! 
Begitu tiba kembali ke bawah, kami makan-makan di salah satu kedai dari kedai-kedai kecil homogen yang berjejer di kawasan wisata Tangkuban Perahu. Saya makan telor asin, tempe goreng, sambal, dan sayur tumisan berisi bloemkol dan wortel plus nasi putih hangat serta teh manis panas.  Oalah.  Enak! Banget! Apalagi dalam keadaan badan basah kuyup dan dingin menggigil. 

Nah, seakan belum puas, 5 pentolan SLCO pun kemarin main lagi! Tapi kali ini mainnya ke mal.  Kayak anak-anak muda.  Haha! :)) Ceritanya kita (saya, Bella, Dio, Ocha, Tika) mau nonton Tintin, cuma belum ada ternyata.  Alhasil kami memilih The Three Musketeers. Oalah. Saya terpukau! Beneran deh, nontonnya sampai cengo.  Keren! Kostumnya, bangunan-bangunannya, musiknya, efek-efek, kendaraan, mainan, tokoh-tokohnya...aaah, pokoknya harus nontonlah, wahai kalian yang menyukai film-film klasik! Memuaskan! :D 

Habis nonton, kami muyer-muyer kebingungan, tapi akhirnya menemukan pencerahan di luar.  Kami pun menikmati promo Beli 5 Gratis 1 di roppan, spesialis roti-roti.   Lumayan! Mumpung kami pas berlima juga.  

Sekarang? Saya lagi dikuliahin di rumah sama Ayah Bunda.  Jadi kerjaan saya tiap hari, ya gambar dan gambar...berhubung saya pingin jadi ilustrator (mohon doa restunya) yang berilmu dan berteknik serta mampu menggambarkan apa saja! Resikonya ya, saya eneg lihat perspektif, tenggelam dalam benda transparan, arsir-arsir, garis-garis, sketsa-sketsa, sampai harus baca buku teori seni! Oalaaah.  

Tapi demi masa sekarang dan masa depan, saya akan belajar.  BELAJAR! (< :S) Semangka!


Demikian sekilas info.  :) Salam subur!

Jumat, 04 November 2011

"Kalau bisa masuk IPA, kenapa harus masuk IPS?"

Itu kata-kata yang saya dengar dari seorang adik kelas pas SMA.  Jujur saya, saya jadi pingin ngomel-ngomel dan menegur dia. Mungkin bukan salah dia sih.  Barangkali orang lain yang mendoktrinasi kepalanya hingga ia percaya kalau IPA adalah pilihan utama dan raja diraja segala jurusan, sedangkan IPS, meh, apa itu IPS?

Dan sedihnya, saya juga pernah dibilang sama kakak kelas saya: "Masuk IPA aja! IPS mah sampah!" (kejam banget nggak sih!?)

Malah, guru saya sendiri bilang, "Kamu sebetulnya bisa masuk IPA.  Tapi ya terserah kalau kamu ingin ke IPS." (Maksudnya, kalau saya mampu dan pintar, masuk IPA saja.  Sayang kalau masuk IPS.  Eh, kenapa sayang? Saya kan doyan makan buku Sosiologi...)

Saya nggak ngerti, saudara-saudari, kenapa masyarakat memuja IPA seakan kita akan mengalami masa depan yang kacau balau dan kehidupan SMA yang sekedar hura-hura kalau kita tidak menyandang gelar anak IPA?  Dan kenapa anak IPS kadang masih berpikir bahwa dirinya hanya makhluk hura-hura yang tidak akan serius belajar kayak anak IPA? Dan tidak semua anak IPA serius belajar.  Dan bukan seluruh anak IPS yang kerjaannya main doang.

Banyak yang berpikir bahwa juara fisika strata sosialnya lebih tinggi daripada juara menggambar.  Atau, pemenang lomba kimia lebih dihargai daripada anak yang kesukaannya memotret gedung bersejarah.  Atau mungkin kebalikannya? Siswa-siswi akuntansi menertawakan anak-anak kelas biologi yang kerjaannya ngebedahin katak, contohnya? 

Pada dasarnya, IPA dan IPS nggak bisa dijadikan patokan penentuan cerdas/tidaknya seorang manusia! Jelas nggak! Perbandingin muncul jika objek dan subjek yang ditentukan sama tetapi punya nilai yang berbeda.  Misalnya, Buyung nilai Fisikanya 50, sedangkan Upik nilai Fisikanya 99.  Nah, kalau dari sini masih dapat terbukti, Upik pasti rajin makan nasi! Sedangkan Buyung buku Fisikanya dimakan kambing peliharaan eyangnya.  Kalau kayak gitu kan adil.  


Lah kalau ini:  kuis Bahasa Indonesia Jamin nilainya 0, sedangkan ulangan Geografi Johan dapat 100 karena dia memang suka Geografi.  Tapi apakah dari situ dapat terperinci, siapa yang lebih pintar? Ya nggak, kan? Pelajarannya juga bedaaa, kali! 


Jadi, kalau ada si Amir dan si Upik, dan Amir masuk IPA dengan nilai Kimia 80, sedangkan si Upik masuk IPS dengan skor akhir Sosiologi 80, apakah ada dari antara mereka yang dapat dibilang lebih pintar? NGGAK! Barangkali Amir sih memang suka ngutak-ngatik tabung reaksi, sedangkan Upik paling doyan nontonin orang-orang dalem angkot terus mikirin latar belakang mereka masing-masing dan pingin bikin tesis tentang itu.  Yah, minatnya aja beda, ngapain dibanding-bandingin? 


Maka sekarang, jika kalian dihadapkan dengan IPA atau IPS, jangan langsung teringat bahwa IPA berarti keren, IPS berarti santai-santai.  Basi ah! Ayo, emansipasi jurusan! Pilih yang kamu suka, bukan yang orang lain suruh kamu pilih.  Ambil jurusan yang dapat kamu nikmati pelajaran-pelajarannya.  Karena kamu akan menjalaninya selama 2 tahun, kawan-kawan! :D 








Sekian ceramah hari Jumat saya.  Selamat menetralkan kepala dari doktrinasi masyarakat yang terkadang nggak masuk hati.  :) 

Muah, muah! <3