sepintas kecerewetan

Senin, 29 Desember 2014

Sekarang Umurnya 23

Di tanggal 23 kemarin, usia saya 23.  Yep, bocah Capricorn beremosi air berkelakuan udara ini akhirnya menginjak umur yang sesuai tanggal. Dan, kesimpulannya, pada hari ulang tahun kemarin, hadiah saya yang paling menyenangkan adalah:


Hihi, tentu tidak cuma itu.  Ucapan-ucapan di media sosial, makanan ramahsapiayam nun enak, dan lain-lainnya, juga merupakan hadiah kok. :D  Tapi, film Paddington ini lucu banget.  Beruang terimut sepanjang sejarah! ;D Plus, guyonannya yang khas Inggris, bikin ngakak!

Tapi, 7 hari setelah ulang tahun, datanglah penghujung tahun.  Alias, biasanya orang-orang bikin resolusi tahun baru.  Yap.  Saya juga suka buat.  Tahun kemarin, ceritanya saya pingin punya pacar di 2013.  Namun belum saatnya--mungkin, atau saya aja rewel dan karena salah vibe, bukan 'pacar' yang saya dapatkan.  Hihi.  

Nah, pas 2014, saya agak lupa, tahun kemarinnya berjanji apa.  Walaupun begitu, tahun ini, perut saya bahagia.  Dunia makanan sehat, pertanian organik, dan gaya hidup vegetarian mulai berkembang di Indonesia.  Dan, saya lulus dua ujian Bahasa Perancis, DELF A2 dan B1. Walau yang B1 pas-pasan. Eh, dan lulus tahap pertama Grade 5 Yamaha.  Lumayan lega. :D

Tahun ini kenalan sama susu almond, calanova, kale, chia seeds, dan pasar serta toko organik yang seru! Dan saya memasuki langkah baru makan yang lebih baik!

Kemudian, teman-teman baru juga nongol. Atau teman lama yang datang lagi dan ternyata kami memang cocok buanget.  Beberapa pengalaman romantis yang aneh juga terjadi. Belum bikin saya punya pacar, sih! Hahahaha.  Biarin deh.  Nanti juga momennya datang. 

Pemikiran-pemikiran inspiratif bertaburan di mana-mana.  Dan saya senang, karena berhasil menjual Tas Teman GUYU sampai 3 musim. Tak lupa, High School LattĂ©, novel keempat saya, juga lahir! 

Saya pun punya bayi-bayi baru: Brokoliwati, Parslewati, Rosemaryani, Kemangintul.  Saya sayang semuanya.  

Kejutan menyenangkan lainnya? Banyak jumpa hewan-hewan lucu. :) Termasuk di Singapore Zoo kemarin.  Oh iya, saya juga mendarat di Singapur dua kali, dan semua kesempatan itu saya pakai untuk...lihat hewan.  Saya lihat panda! Senang sekali! 

Anjing tetangga, Jack, si chouchou pun mengisi paruh tengah 2014 ini.  Bahagia sekali boleh ikut main sama kakak papanya Jack.  Wuf! :3

Kalau harus merunut semuanya, bakal panjang.  Intinya, saya merasa terbarukan lagi di tahun 2014.  Menjadi Ningrum yang lebih keren.  Menganut Ningrumisme dengan setia.  Dan sudah nonton Interstellar dua kali.  :p 

Terima kasih, 2014! Di 2015 nanti, semua pasti semakin gembira! :) 


Keep your face to the sunshine, and you can't see the shadow.  That's what sunflowers do.
Hellen Keller 












Kamis, 11 Desember 2014

Hore, Hore!

Salah satu tanggung jawab terbesar sebagai calon vegan adalah: kalau makan suka ngerepotin.  Lah? Kenapa? Ya, bayangin aja, di restoran, daftar pesanannya bisa demikian,

"Halo, Kak, pesan bubur ayam nggak pakai ayam ya!"
"Tapi harganya sama, nggak apa-apa?"
"Oke."

Nah, dialog seperti itu terjadi sering sekali di kehidupan saya--terutama di rumah makan.  Pecel lele nggak pakai lele? Fettuccine carbonara dagingnya ganti sayuran? Pokoknya, koki kafe pasti saya bikin ribet deh! Terus, paling lucu, 'kwetiaw goreng tanpa daging' mereka interpretasikan sebagai 'kwetiaw goreng nggak pakai ayam tapi pakai baso'.  Jadi mereka pikir, baso bukan daging.  Hahaha.  Entah saya harus ketawa atau nangis.

Keadaan begindang bikin saya merasa, salahnya bukan di restoran.  Bukan di saya juga. Bukan salah siapa-siapa memang.  Ini urusan tanggung jawab masing-masing.  Para pramusaji kan mempertanggung jawabkan tugasnya sebagai penyedia pangan bagi manusia yang datang.  Nah, karena makanan saya kriterianya riweuh, alhasil saya memutuskan menjadi pramusaji bagi diri sendiri.

Alias masak tiga kali sehari, gitu?

Ehm, belum segitunya sih.

Di rumah, kami langganan katering.  Jadi, mula-mula, saya harus makan sepenuh konsentrasi.  Karena kadang, di balik sawi-sawi hijau, ada suwiran daging ayam.  Di balik fuyunghai yang jingga, rupanya pakai ayam.  Di tengah sayuran tumis, ada ayam.  Kenapa di mana-mana ada ayam, sih? Kukuruyuk!

Nah, di luar hari-hari katering atau hari-hari ngafĂ©, saya mau nggak mau harus masak.  Masak apa? Apa saja yang bisa dimakan oleh saya atau sekalian seisi rumah.  Sepupu saya doyan daging, tapi kalau dimasakkin sayuran, selama dia suka dan enak, ya dimakan.  Mama dan Papa sih senang-senang saja sama makanan aneh-aneh eksperimen saya.

Lalu di luar masak memasak? Saya juga mencoba bikin susu kacang.  Berhubung mau mengurangi susu sapi (lantaran itu jatahnya anak sapi, hei, bukan anak orang), saya jadi suka susu almond.  Tapi apa daya, 250 ml susu almond saja harganya 25.000-35.000an.   Mahal? Lumayan sih, kalau dijadikan konsumsi harian.

Alhasil, saya beli kacang almond saja, dan saya buat susu sendiri! Kapan-kapan saya buatin deh tutorialnya.  Gampang kok! Segenggam almond dan 1 liter air bisa untuk 900 ml susu.  Citarasanya? Tinggal modifikasi sendiri! ;)

Enak untuk dicampur granola atau muesli, dan dijamin sehat.


Sekian dulu apdetnya.  :D