sepintas kecerewetan

Jumat, 29 November 2013

Ini Kerjaan Bersama, Bos!





Menurut kalian, pekerjaan rumah tangga itu kewajiban siapa sih? Perempuan? Ibu? Bapak? Asisten rumah tangga? Kalau buat saya, urusan tetek bengek seperti cuci piring, baju, setrika, sapu rumah, ngepel, nyiram tanaman, belanja sayur, sampai ke pasang lampu, memang merepotkan. Walau begitu, sebetulnya ini kegiatan yang sudah seharusnya dilakukan oleh siapa pun tak terkecuali kaum pria lho!

Tapi, coba pikirkan lagi.  Kita kan menghuni sebuah rumah atau mungkin ruangan apartemen atau rumah susun atau kos.  Otomatis dan alami, kita harus mengurus rumah kita, kan? Bayangkan kalau kita malas dan nggak pernah bersih-bersih.  Alhasil, debuan, kotor, buluk! Kecuali kalian memang suka banget sama yang buluk-buluk, ya nggak apa-apa.  Cuma, dasarnya, kebersihan itu baik.  Apalagi kalau kita di kota, debu jalanan di mana-mana dan kita cenderung menyimpan banyak barang yang berpotensi menampung si debu-debu.  Lain cerita kalau rumah kita gubuk jerami di pedalaman hutan. :)) 

Terus nih, kita pakai baju dan baju tersebut mau nggak mau sedikit terkotori, atau kena noda bahkan.  Kalau dibiarkan terus, dia bakal jadi lapuk, warnanya berubah, dan bau! Makanya ada aktivitas mencuci baju di dunia.  Sejak zaman dulu lho, sebelum deterjen ditemukan (dan ternyata deterjen malah merusak lingkungan air, duh).  
Apa lagi? Makan.  Kita menggunakan peranti makan, toh? Masak juga.  Lalu apa salahnya mencuci benda-benda itu biar bisa dipakai lagi? Kalau tidak dibersihkan, sisa makanan di situ bisa-bisa mengundang bakteri, bahkan, euh, belatung.  
Benda-benda sekali pakai mungkin praktis.  Tapi sama aja.  Selain menuh-menuhin lapisan Bumi, kita sebetulnya cuma memindahkan kewajiban membersihkan ke pengurus limbah doang.  Sama aja dong! :D 

Nyiram tanaman? Ya bayangin aja, kalau nggak dirawat, nanti daun-daun hijau segar nan sehat untuk mata itu, jadi coklat kering dan menyedihkan.  

Masih banyak kok, tugas rumah tangga yang menanti kita.  Sekarang, yang mau saya obrolin adalah pembagiannya.  Di sini, budaya kita agak-agak ngeselin.  Masih banyak laki-laki nggak boleh masuk dapur sama ibunya.  Bahkan kerja rumah tangga juga dilarang.  Alasannya macam-macam, mulai dari kasihan, bukan tugas pria, atau mungkin merasa pekerjaan cowok di bidang ini nggak memuaskan.  

Menurut eke, ini benar-benar salah! Saya juga kalau bersihin ranjang masih suka dikritik Mama kurang rapi.  Apalagi kakak saya yang cowok, dia lebih berantakan lagi, tapi masih ada usaha.  Jadi sebetulnya kami sama-sama tidak profesional (karena biasanya yang sudah profesional memang Mama dan Papa).  Tunggu, Mama dan Papa?  Yep! Papa memang kalau masuk dapur cuma buat makan, ambil cemilan, atau bikin minuman dingin.  Bikin? Iya, Papa saya suka bikin sendiri minuman favoritnya.  Tapi, kadang Papa juga inisiatif beresin ranjangnya kalau Mama lagi nyiapin sarapan, atau, Papa yang belanja sayur ke pedagang lokal yang giring-giring gerobak. 

Oh, kita kembali ke topik.  Saya pernah marah sama anak-anak cowok saudara saya (termasuk kakak dan si adik sepupu) karena mereka nggak mau bantuin di dapur.  Lho, saya kan udah bantu Mama siapin makan.  Mereka ikut makan dan pakai perkakas makan.  Lalu, apa juga alasan mereka nggak mau cuci piring, ogah buang sampah, dan sebagainya? Apa mereka pikir setelah makan tugas mereka selesai dan boleh manja-manjaan lagi nonton televisi sementara mereka pikir perempuan sih harus kerja? OH, MAAF YA.  Itu nggak berlaku.  Itu terlalu kolonial.  Apalagi kalau mereka seharian cuma ngendon depan komputer nggak ngapa-ngapain! 

Marahinnya sih susah, nunggu mereka berubah juga lama.  Soalnya, budaya 'laki-laki adalah raja' sudah terlalu mengakar.  Sedangkan perempuan pun terlalu kemakan isu kalau dapur dan rumah tangga adalah urusan feminin! Mana ada! Rumah kan ditinggali bersama-sama, jadi semua harus mengurus bersama! 

Saya harap, kita mulai tegas sama cowok-cowok yang masih kolonial itu, supaya nggak dengan teganya bermalas-malasan nonton kita cuci piring, setidaknya kalau kita lagi cuci piring, dia lap meja makan, kek...

Apa hanya soal cuci piring? Masih banyak sih.  Pokoknya menurut saya, jangan biarkan laki-laki menjajah perempuan lagi! Laki-laki dan perempuan itu sederajat, jadi ya kerjaannya sama aja. Toh, sekarang perempuan juga bisa nyetir mobil dan antar jemput, bisa pasang Elpiji sendiri, bahkan ada yang jadi pengurus pipa air mungkin.  

Saya cinta Indonesia, tapi kalau tentang kesamaan hak dan kewajiban laki-laki-perempuan, saya mengimpor pemikiran Barat, hehe.  :) 

Segitulah curhat saya hari ini.  Selamat Hari Jumat! :D

Sabtu, 16 November 2013

Kekasih Baru :)

Selamat Malam Minggu, teman! 

Kalian pasti sudah familiar dengan nama Devika di blog ini, kan? Pernah nggak sih kalian kepo, siapa sebenarnya Devika? Beberapa orang sudah tahu siapa dia. Dia itu partner saya. ;)

Nah, belakangan, Devika sudah resmi punya adik! Iya, adik.  Tapi, asal muasal dan ayah mereka lain (ibunya sih, alam semesta kali ye).  Namanya Lai. Sudah pernah saya tulis di blog juga rupanya. Lebih mungil, suara lebih imut-imut, tapi mereka sama-sama keren.  Sebentar lagi, Devika akan dipinang oleh orang lain yang masih sekeluarga sama saya. 

Maka, saya sekalian mau kecup Devika dan bilang terima kasih untuk penyertaannya selama nyaris 5 tahunan ini.  Kamu sesuatu banget, Devika! Telah kau bawa saya ke mana-mana keliling kota.  Kamu sudah rela kehujanan, kepanasan, ketendang orang di angkot, kejeduk, dianggurin seminggu tapi nggak lagi pundung, kamu sudah dewasa, Nak.  :) 

Devika, selalu berbahagialah dan bawalah cinta saya ke mana-mana, oke? :D 

Oke.  Sekarang,  Lai, mari kita bersenang-senang! <3 nbsp="" span="">

Eh, kalian penasaran nggak sih, sebenarnya seperti apa tampang Devika dan Lai? Mari kita biarkan mereka tampil yuk. 

Jeng jeng, ini dia, perkenalkan, Devika dan Lai! 

 

Nah, sekarang, sekilas info saja.  Minggu ini saya lagi batuk.  Entah efek kebanyakan hujan atau overdosis gorengan, atau mungkin tersedak rosin.  Tapi saya batuk, malah pekan kemarin mah ditambah pilek segala.  

Terus saya minum Nin Jiom Pei Pa Koa alias Obat Batuk Ibu dan Anak.  Terbuat dari bahan-bahan pilihan, madu, herbal Cina, dan mestinya sih nggak pakai bahan kimia macem-macem.  Rasanya juga enak, kayak ceri dicampur madu kasih mentha piperita agar berefek semriwing dikit.  Baru tiga hari minum sehari dua-tiga sendok, eh, batuk saya udah mendingan aja lho! Jadi, teman-teman, ramuan Nin Jiom Pei Pa Koa sangat dianjurkan lho untuk disimpan di musim Langit-Nangis-Melulu ini. 

Oh, lalu, jangan lupa, kita cegah banjir yuk! Jangan buang sampah sembarangan ya. Makin kita nambah sampah dan menaruhnya seenak jidat, makin besar resiko banjir.  Oke? Ingat ya!

n.b.  Barusan saya sempat sakit kepala.  Lalu saya setel lagu Keane.  Eh, langsung sembuh! Apa ini sugesti atau karena lagu Keane cocok sama detak jantung saya ya? *iklan* 

 
 

Sabtu, 02 November 2013

Kamu

Dan aku kembali ke jalur menuju kamu.  

Semoga kali ini dengan kebijaksanaan yang lebih baik 

agar tidak menimbulkan badai.